..:: Welcome...Huanying Guanglin...Hwangyong-hamnida... Assalamualaikum...Selamat Datang di Web Pertama Q, Silakan Jelajahi Web Ini dan Jangan Lupa Untuk Membaca Bismillah::..

Pemilu; Melanggengkan Demokrasi!

Bagi kamu yang udah usia 17 tahun ke atas, kayaknya tahun ini punya hak untuk milih ya? Ehm, bukan cuma milih calon pasangan hidup, tapi juga milih mereka yang katanya mau memimpin negeri ini. Oke, jangan terburu-buru menggunakan hak pilih, jangan asal pilih, dan yang penting, jangan ikut-ikutan saja. Kudu ngeh segalanya. Setuju? Kudu! Musti! Harus!

Pesta demokrasi lima tahunan ini selalu menyita perhatian kita, selalu bikin was-was kalau suatu saat rusuh, selalu bikin meriah karena kita dapetin jatah dari parpol kontestan Pemilu, dan selalu mengumbar janji tanpa bukti. Suer, kagak bohong. Sumpeh Lo!

Ehm, kalau mau melek sedikit saja, kita bisa temuin tuh banyak para jurkam, alias juru kampanye. Para jurkam sampe berbusa-busa menyampaikan pidatonya. Janji inilah, janji itulah. Pokoknya, bikin janji sebanyak-banyak-nya. Tapi buktinya? “Kau yang berjanji, kau yang mengingkari…” Eh, dangdut banget neh!

Sebagian janjinya memang ditepati, tapi lebih kepada hal-hal teknis. Itu pun sebagai penghibur saja, setelah kemauannya tercapai. Di jaman baheula, jaman kuda masih gigit besi, he5... jamannya penulis kecil duyu, ada partai besar yang berkuasa saat itu. Kalo masuk desa, selalu saja para jurkamnya menjanjikan akan masuk listrik dan jalan akan diaspal untuk desa saya. Tapi ada syaratnya, yakni kudu milih partai tersebut dalam Pemilu. Pamrih banget nggak tuh??

Kontan saja, bagi rakyat jelata yang memang mendambakan semua itu, nggak pikir panjang lagi, apalagi tugasnya gampang banget, cuma nyoblos tanda gambar partai tersebut. Itu sebabnya, ketika di desa itu partai tersebut menang, nggak lama listrik masuk, jalan diaspal. Janjinya ditepati. Harapan para petinggi partai tersebut, lima tahun mendatang tetep bakal dipilih. Langgeng deh jadi penguasa.

Saat ini, haruskah semua ini terjadi lagi? Sayangnya, gejala ke arah sana sejelas siang hari tanpa mendung alias nyata banget. Partai-partai melakukan kampanye simpatik dengan membagi-bagikan sembako, malah ada yang menyediakan pangkas rambut gratis. Tujuan mulianya, untuk menarik calon pemilih berpaling ke partainya. Supaya nanti pas pemilu mencoblos gambar partai dan juga calegnya. Kalo yang nyoblos jumlahnya ribuan, apalagi jutaan, maka itu jelas akan menambah suara dukungan kepada partainya. Sambil berharap dapet suara mayoritas.

Jangan mau ditipu lagi dengan janji-janji manis. Nantikan, bahwa pepatah “habis manis sepah dibuang” akan populer pasca Pemilu. Belive it or Not (Percaya atau tidak), kamu harus percaya. Sudah banyak buktinya. Apa mau dibohongi lagi? Apa rela dikhianati lagi? “Cukup sekali.. aku merasa.. “ eh, kok malah nyanyi dangdut lagi he5...

Mungkin di antara kamu ada yang protes bahwa Pemilu sekarang beda. Apalagi Pemilu sekarang diikuti beberapa partai Islam yang tegas memperjuangkan tegaknya nilai-nilai Islam dan syariat Islam. Kasihan dong kalo nggak dipilih, nanti partai sekular yang berkuasa lagi. Gimana tuh?


0 komentar:

Kata Bijak Hari Ini...

"Akal itu tak lebih daripada alat untuk mencari kebenaran"

..:: Sebelum Meninggalkan Web Ini Diharapkan Untuk Mengucapkan Salam ::..

Rhois Tekkom IPB 44 Add to Technorati Favorites