..:: Welcome...Huanying Guanglin...Hwangyong-hamnida... Assalamualaikum...Selamat Datang di Web Pertama Q, Silakan Jelajahi Web Ini dan Jangan Lupa Untuk Membaca Bismillah::..

Mengapa Anak Vs Orang Tua

Dalam hidup, hubungan antarpersonal tak selalu berjalan mulus-mulus saja.

Pertengkaran adalah bunga kehidupan, begitu kata klasiknya. Ini terjadi juga pada hubungan orang tua dengan anak. Sesayang apa pun orang tua pernah juga tak sependapat dengan anaknya. Sesayang apa pun anak, pasti pernah berbeda pendapat dengan orang tuanya.


Orang tua mempunyai kewajiban terhadap anak. Anak juga mempunyai kewajiban terhadap orang tua. Namun, selama kedua belah pihak masih bernama manusia, yang merupakan tempat salah dan lupa, konflik pun masih berpotensi untuk terjadi.

Tugas Orang Tua

Anak sebenarnya merupakan titipan dari Allah. Anak merupakan sebuah amanah. Amanah ini bukanlah sesuatu yang enteng lagi remeh. Orang tua mempunyai kewajiban terhadap amanah ini. Orang tua mempunyai tugas mendidik anak dengan pendidikan yang benar sehingga anak tersebut selamat dunia dan akhirat.

Masa Pancaroba

Manusia adalah makhluk tang tumbuh berkembang dengan penuh fenomena. Seorang anak tak selamanya menjadi kecil. Lama kelamaan ia akan tumbuh menjadi remaja.

Pubertas bisa dianggap sebagai awal masa remaja, walaupun tak selamanya tepat. Pubertas yang pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah dan pada perempuan dengan haidh pertama lebih dipakai sebagai istilah dalam perkembangan bioseksual manusia.

Masa remaja dalam ilmu biologi atau dunia kedokteran lebih dikenal dengan istilah adolesen. Secara bahasa, adolesen berarti menjadi dewasa adau dalam perkembangan menjadi dewasa. Sebagian ahli mengkategorikan umur 13-18 tahun sebagai masa remaja untuk anak putri. Sedangkan untuk anak putra, masa remaja antara umur 14-18 tahun.

Pada masa inilah perubahan-perubahan banyak terjadi. Tak hanya perubahan seksual dan fisik. Emosi pun mengalami perubahan. Karena itulah, masa remaja disebut juga sebagai masa pancaroba atau strum and drang alias masa badai dan topan. Istilah ini menggambarkan keadaan emosi remaja yang tak menentu, tidak stabil dan meledak-ledak.

Ketidakstabilan emosi ini sering terlontarkan dalam wujud lekas marah, suka menyendiri, dan sikap gelisah. Ketidakstabilan emosi ini pula yang sering mengambil tempat dalam konflik dengan orang tua.

Faktor yang Mempengaruhi Emosi

Mengapa kepekaan emosi remaja bisa meningkat?? Dalam ilmu biologi dan kedokteran, mungkin kita pernah mengenal istilah endokrin. Perubahan sistem endokrin dalam tubuh manusia tidak hanya berpengaruh dalam perubahan fisik. Perubahan endokrin ini juga menimbulkan ganggan homostatis badan sehingga emsoi sulit dikontrol.

Faktor lingkungan sosial juga sangat mempengaruhi. Saat remaja, seorang akan mengalami perubahan fisik. Tubuhnya akan tampak besar, namun psikisnya belumlah memadai. Kadang, lingkungan mengharapkan tingkah laku yang dewasa dari remaja hanya karena melihat fisik anak yang besar. Padahal, psikisnya belumlah dewasa. Ini merupakan tekanan terhadap para remaja hingga menyebabkan emosinya tegang.

Belum lagi adanya penyesuaian pergaulan dengan jenis kelamin lain. Dengan adanya perubahan bioseksual, ketertarikan terhadap lawan jenis pun berubah sifatnya.


0 komentar:

Kata Bijak Hari Ini...

"Akal itu tak lebih daripada alat untuk mencari kebenaran"

..:: Sebelum Meninggalkan Web Ini Diharapkan Untuk Mengucapkan Salam ::..

Rhois Tekkom IPB 44 Add to Technorati Favorites