..:: Welcome...Huanying Guanglin...Hwangyong-hamnida... Assalamualaikum...Selamat Datang di Web Pertama Q, Silakan Jelajahi Web Ini dan Jangan Lupa Untuk Membaca Bismillah::..

Memilih

Memilih, kadangkala menjadi sesuatu yang begitu sulit dilakukan. Saat pilihan itu sam-sama bernilai baik atau pun ketika pilihan sama-sama buruk. Pilihan mestinya akan bernilai mudah dikala ada satu sisi yang baik sementara di sisi yang lain adalah keburukan. Namun ini pun tidak mesti terjadi. Banyak orang lebih memilih dan mendahulukan keburukan ketika dihadapkan dengan baik dan buruk. Kenapa bias demikian? Karena keburukan seringkali berhias lebih indah di hadapan hawa nafsu manusia. Janji keindahan, kelezatan, kenikmatan, dan setumpuk angan hadir menyertai keburukan itu.

Kelezatan adalah sesuatu yang sangat dicintai oleh jiwa, meski nilai kelezatan itu Cuma sesaat. Meski penyesalan seringkali dating setelah kelezatan sesaat itu namun tak banyak orang yang mau berpikir. Kebaikan yang dituntunkan oleh syariat suci sebenarnya berisi kenikmatan yang bernilai kekal dan abadi. Memang ada rasa capek dan penat. Benar, ada rasa lelah dan pahit dalam berbuat kebaikan dan beribadah, namun ada nikmat di belakang segala rasa itu. Nikmat yang tak bernilai sesaat bahkan berlaku kekal dan tak ada habisnya. Dalam ketaatan ada kenikmatan.

Hawa nafsu yang memburu, setan yang selalu menjadi seteru, menjadikan ketaatan terasa begitu berat dan kemaksiatan menjadi sesuatu yang nikmat. Tapi, akankah nikmat sesaat itu menjadi pilihan hidup kita? Apakah nilai hidup yang rendah bakal menjadi milik kita? Sungguh, nikmat itu akan terasa di saat kita mau berjuang melawan hawa nafsu yang mengajak pada nikmat sesaat. Biarkan nikmat sesaat itu pergi, demi hadirnya nikmat-nikmat lain yang lebih kekal dan abadi. Itulah pilihan yang ternikmat.

0 komentar:

Kata Bijak Hari Ini...

"Akal itu tak lebih daripada alat untuk mencari kebenaran"

..:: Sebelum Meninggalkan Web Ini Diharapkan Untuk Mengucapkan Salam ::..

Rhois Tekkom IPB 44 Add to Technorati Favorites